Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2012

Memandang ‘Yang Lain’

Suatu Pembandingan atas pemikiran Elias Canetti dan Emmanuel Levinas A dalah sebuah kenyataan bahwa Elias Canetti (1905-1994) dan Emmanuel Levinas (1906-1995) adalah dua pemikir yang hidup dalam latar belakang masa yan g sama. Kedua pemikir besar tersebut secara sama mengalami hidup hampir di sepanjang Abad ke-20 dan mengalami berbagai perubahan serta peristiwa di dalamnya. Tak terkecuali dengan dua perang besar; Perang Dunia I dan Perang Dunia II, yang menjadi bagian kuat dari latar belakang kehidupan kedua pemikir tersebut. Mungkin juga secara tidak kebetulan, dari kenyataan latar belakang masa yang begitu penuh ketakutan dan kecemasan, kedua pemikir tersebut membicarakan tema-tema yang terkait dengan perilaku m anusia dalam relasinya dengan sesama. Dalam paper ini kita akan melihat bagaimana individu melihat ‘yang-lain’ ( the other) dengan membandingkan beberapa pokok pemikiran Elias Canetti dan etika Levinas. Kedua pemikir memiliki latar belakang masa yang sama

Fantasi dalam Eyes Wide Shut

Ide fantasi memiliki ambiguitas yang mendasar. Menurut Lacan Fantasi adalah layar yang melindungi manusia dari perjumpaan dari the Real , akan tetapi fantasi itu sendiri secara paling me ndasar—apa yang disebut Freud sebagai ‘fantasi fundamental’, yang menyediakan koordinat paling mendasar dari kemampuan subjek untuk berhasrat—tidak pernah dapat disubjektifikasikan dan harus tetap terrepresi agar dapat berfungsi. Film Eyes Wide Shut (1999), karya terakhir sutradara ternama, Stanley Kubrick, yang didasarkan pada novel berjudul Traumnovelle (Dream Story) (1926), menyajikan suatu panggung bagi realita individu dalam fantasi. Kisah film ini berawal dari perdebatan panjang, Dr. William Harford (Tom Cruise) harus mendengarkan pernyataan mengejutkan istrinya, Alice, (Nicole Kidman) yang mengaku bahwa ia pe rnah ber-fantasi tentang sebuah affair dengan seorang pria lain. Pengakuan tersebut tidak hanya mengejutkan William, namun pada akhirnya membuatnya terjebak pada sebuah malam